Welcome: ini LANJUTAN blog (I)ndeks (H)arga (S)aham (G)abungan

yang NGERI-NGERI sedaaaap @ sahaaaaam gorengan lah

posting2 gw di blog yang lama neh : jelang BULLISH @ ihsg per NOVEMBER-DESEMBER 2017
6K @ ihsg, TANDA-TANDANYA seh :)

analisis teknikal @ 6K @ ihsg:
parabolic sar secara kasar menunjukkan adanya daya beli atawa daya jual @ suatu periode... jika tren berada di bawah tren harga saham, maka menunjukkan daya beli yang lebe gede daripada daya jual ... jika di atas tren harga, maka daya jual lebe gede... sejak April 2017, jelang bulan puasa (Mei) n lebaran (Juli) ekspektasi pasar ada peningkatan KONSUMSI masyarakat (konsumer, otomotif, properti, emas) (walo faktanya: peningkatan konsumsi terbatas aza seh, karna BERHIMPITAN dengan periode AKHIR n AWAL SKUL, pendidikan itu MAHAL, bo) ... pada setiap periode naek, slalu akan disusul oleh periode turun seh ... tapi periode NAEK LEBE PANJANG daripada periode turun, seh ... ini menunjukkan bahwa ekspektasi ke AKHIR TAON 2017 bisa mirip tren tersebut, periode naek lebe PANJANG daripada periode turun... secara teknikal tren ihsg bisa mencapai puncak rekor tertinggi terbaru: 6100, 6200, seh ... well, liat aza :) (SABAR ITU MENGUNTUNGKAN)

analisis teknikal pra 6K @ ihsg:
sejak 3 Juli 2017, pasca hari lebaran, puncak tren ihsg ga jauh dari 5910... terbukti per tgl 19 Oktober 2017: @ 5910.53... walo s4 melewati batas resistensi 5910, namun tetap balek lage k 5900an ... terbukti tren ihsg per bulan AGUSTUS s/d OKTOBER (nyaris musiman setiap taon) cuma mencari GAIN jangka pendek aza ... jangka pendek yang bergerak dari MINI crash k MINI crash ... namun ekspektasi positif 5900 tetap terjaga... tinggal tunggu waktu musim pergerakan naek di akhir taon, karna puncak permintaan n pasokan produk ekonomi (apa pun bentuknya) akan berjalan cepat di jelang penutupan taon demi WINDOW DRESSING @ akhir Desember, n mungkin juga ekspektasi JANUARY EFFECT lage, 2018... well, liat aza, karna secara teknikal Parabolic Sar mase ada kekuatan beli, bahkan di Stochastic juga momentum beli maseh kuat (anggap asienK itu sama aza dengan Lokal)... gw mah hepi2 aza neh :)

analisis sederhana ala warteg saham gw, ot C, @ IHSG pra BULLISHNESS November -Desember 2017
analisis teknikal sederhana ANTM, saham petambang kita
analisis teknikal saham properti: APLN
analisis teknikal sederhana: BUMI, saham sejuta umat, kayaknya maseh

🐘
JAKARTA okezone- Sebelum Anda memulai berinvestasi atau bermain saham, ada baiknya Anda mengetahui jenis-jenis indeks saham yang ada di Indonesia. Sebab indeks saham merupakan acuan (benchmark) untuk para investor saham di pasar modal.
Ini diperlukan guna mengetahui pergerakan harga saham ataupun untuk menentukan saham dari emiten berdasarkan klasifikasi tertentu.
Selain berfungsi sebagai indikator pergerakan saham, indeks saham juga menjadi patokan kinerja pasar modal suatu negara. Hampir semua negara memiliki indeks saham masing-masing. Di Indonesia, kita memiliki IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) sebagai acuan portofolio investasi.
IHSG adalah indeks saham yang terdiri dari gabungan saham-saham unggulan dari berbagai sektor. Selain dari IHSG, di Indonesia masih ada iindeks saham lainnya yang masih resi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lalu apa saja indeks saham tersebut? Berikut ulasannya:
1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)/Jakarta Composite Index
IHSG adalah satu-satunya komponen penting yang wajib digunakan dalam memantau pergerakan harga saham di Indonesia. Para investor biasanya menggunakan parameter dalam IHSG untuk membaca perkembangan harga dan menjadikan acuan pada portofolio.
Ini sangat masuk akal karena IHSG sendiri mengumpulkan seluruh harga saham yang tercatat di BEI. Para investor sendiri akan membaca dan memantau pergerakan harga melalui IHSG sebagai acuan investasinya. Biasanya parameter IHSG juga dijadikan sebagai media untuk tren di lantai bursa.
Bagaimana cara membaca IHSG?
Kinerja portofolio suatu saham bisa dilihat dari IHSG, mengingat ketika harga-harga saham di IHSG bergerak lebih tinggi dari kenaikan harga saham portofolio, maka investor dapat mengambil kesimpulan bahwa portofolio saham tersebut sedang memburuk. Begitu juga sebaliknya.
2. Indeks Saham Liquidity 45 (LQ45)
Kenapa disebut indeks LQ45?
Karena berisi 45 emiten yang memiliki likuiditas tinggi dan kualifikasi tertentu. Saham-saham yang termasuk dalam jenis indeks saham LQ45 ini disebut juga sebagai ‘Saham Lapis Satu,’ karena kebanyakan memiliki likuiditas tinggi dan harganya cenderung lebih stabil.
Jenis indeks saham ini juga bisa dikatakan sebagai satu-satunya alternatif IHSG karena pada dasarnya dibuat sebagai pelengkap IHSG. Ini bisa digunakan sebagai sarana objektif dan terpercaya oleh para manajer investasi analis keuangan, dan investor, dalam memantau pergerakan harga saham di bursa.
Apa syarat emiten yang masuk dalam basket LQ45?
• Punya kapitalisasi pasar yang termasuk dalam 60 saham dengan kapitalisasi pasar tertinggi di BEI dalam kurun waktu 1 tahun.
• Harus masuk dalam salah satu 60 saham paling likuid di BEI
• Emiten harus memiliki kinerja serta prospek bagus ke depannya
Oleh karena itu, emiten yang terdaftar di basket LQ45 adalah mereka yang sudah masuk listing (IPO/Initial Public Offering) atau menawarkan sahamnya ke publik paling tidak minimal 3 bulan terakhir.
3. Indeks Saham KOMPAS100
Jenis indeks saham ini terdiri dari 100 saham yang berasal dari para emiten yang tercatat di BEI dan mewakili sekitar 70% - 80% dari total nilai kapitalisasi di semua saham pada bursa. Indeks KOMPAS100 juga dijadikan sebagai acuan dalam melihat kecenderungan arah pergerakan indeks.
Ini penting bagi investor karena indeks ini juga dapat dimanfaatkan sebagai langkah dalam mengambil inovasi pada pengelolaan dana berbasis saham.
4. Indeks Saham PEFINDO25
Indeks PEFINDO25 ini lahir dari kerjasama antara BEI dan PEFINDO. Emiten yang terdapat dalam indeks saham ini adalah mereka yang termasuk dalam perusahaan kecil dan menengah. Hanya ada 25 emiten dengan saham terbaik yang masuk dalam indeks saham ini.
Aspek yang diperhitungkan diantaranya adalah kinerja keuangan serta likuiditas dari para emiten tersebut. Investor dapat memanfaatkan pergerakan indeks saham di PEFINDO25 untuk memperkaya pedoman investasinya. Sebab proses seleksinya juga cukup ketat. Sehingga kredibilitasnya juga bisa dijamin.
5. Indeks Saham Bisnis-27
Saham-saham yang masuk dalam Indeks Bisnis-27 adalah kumpulan saham pilihan serta memiliki likuiditas tinggi. Likuiditas yang dimiliki dalam indeks ini berdasarkan filter analisis aspek teknikal dan fundamental.
Dalam Indeks Bisnis-27 juga terdapat komite yang bertugas untuk memberikan opini serta sudut pandangan mengenai tata pengelolaan perusahaan yang berkualitas.
6. Indeks Harga Saham Individual (IHSI)
Indeks Individual ini merupakan indeks yang menggambarkan pergerakan harga atas masing-masing saham suatu emiten yang tercatat di BEI. Dengan indeks jenis IHSI ini, investor dapat memantau saham mana yang paling aktif atau sering diperjual-belikan di bura efek.
Pergerakan harga pada indeks saham individual tersebut dihitung berdasarkan harga dasar saham bersangktan. Penghitungan ini juga menggunakan prinsip yang sama dengan IHSG.
7. Indeks Saham Sektoral
Disebut Indeks Sektoral, karena BEI mengklasifikasikan indeks saham berdasaran 9 sektor, yaitu sektor pertanian, industri dasar, barang konsumsi, infrastruktur, properti, pertmbangan, keuangan, perdagangan, dan jasa.
Dalam indeks ini, terdapat kumpulan beberapa macam emiten sesuai dengan sektor masing-masing. Khusus untuk para emiten yang masuk dalam sektor aneka industri dasar dan industri bahan konsumsi, BEI mengelompokkan dalam indeks industri manufaktur.
Indeks sektoral penting untuk melihat tren saham yang diperdagangan dalam sektor-sektor tersebut, misalnya ketika saham di sektor keuangan membaik, maka dapat diprediksi bahwa kondisi sektor-sektor lain juga ikut membaik.
8. Indeks Saham SRI-KEHATI
Khusus Indeks SRI-KEHATI ini Anda bisa memanfaatkannya sebagai acuan tambahan dalam mencari tahu emiten mana yang dinilai bukan hanya dari segi keuntungan ekonomi, tapi juga kepedulian terhadap lingkungan hidup.
Indeks ini dibentuk hasil dari kerjasama antara BEI dan Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI). Ada tiga seleksi 25 saham terbaik, termasuk aspek fundamental perusahaan, aspek finansial, dan pengaruh bisnis perusahaan tersebut terhadap lingkungan hidup.
9. Indeks Saham Papan Utama
Jenis indeks papan utama ini berisi emiten-emiten kelas kakap. Tentu karena sudah di papan atas, maka emiten yang masuk dalam indeks papan utama ini memiliki kinerja baik. Dan emiten yang masuk dalam indeks papan utama ini sudah memenuhi syarat yang ditentukan BEI, termasuk harus memiliki nilai aset minimal Rp100 miliar dan jumlah pemegang saham paling sedikit 1.000 orang.
10. Indeks Saham Papan Pengembang
Ini hampir sama dengan Indeks Papan Utama. Lalu apa bedanya untuk Indeks Papan Pengembang?
Untuk Indeks Papan Pengembang adalah berisi emiten yang memiliki prospek bagus, namun belum banyak menghasilkan keuntungan. Emiten yang tercatat dalam Indeks Papan Pengembang juga harus memenuhi ketentuan dan syarat yang hampir sama dengan Indeks Papan Utama, hanya saja untuk minimal asetnya hanya Rp5 miliar dan jumlah pemegang sahamnnya paling sedikit 500 orang.
11. Jakarta Islamic Index (JII)
Kehadiran jenis indeks saham Jakarta Islamic Index (JII) ini sebagai angin segar bagi kalangan investor yang menginginkan investasi dengan prinsip-prinsip syariah. Indeks ini terdiri dari 30 saham yang bergerak di bidang industri berbasis prinsip syariah Islam, di mana kebanyakan emiten yang ada di dalamnya menggunakan sistem operasional bebas riba.
Oleh karena itu umumnya model emiten dalam saham ini tidak berasal dari utang. Jakarta Islamic Index ini dinilai sangat bermanfaat untuk melihat pergerakan harga saham dan digunakan sebagai acuan penilaian terhadap portofolio saham syariah.
Kenali Indeks Saham di Indonesia dan Raup Keutungan
Sebagai investor pemula, Anda perlu mengetahui dasar dari wadah untuk menempatkan dana. Dengan mengetahui dan memahami indeks saham yang ada di Indonesia, maka Anda bisa menentukan pilihan dengan baik sesuai keinginan dan kebutuhan. Kenali pasar saham Indonesia dan jadilah investor cerdas.
(rzk)
🐙
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah beberapa kali menciptakan rekor baru, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belakangan ini cenderung melambat. Sepanjang tahun ini, IHSG mencetak kenaikan 11,95%. Para analis menilai, masih ada cukup ruang pertumbuhan IHSG di sisa tahun ini.
Akhir pekan lalu, IHSG ditutup bertengger di level 5.929,54. Dengan kata lain, IHSG masih butuh 71 poin kenaikan demi mencapai level 6.000. Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas Kevin Juido mencatat, ada beberapa sentimen yang masih bisa menjadi pendorong indeks.
Sentimen terdekat ialah rilis laporan keuangan emiten kuartal III-2017 dan pengumuman angka produk domestik bruto (PDB) Indonesia, yang akan dirilis pada November mendatang. "Bila PDB bagus, IHSG punya sentimen positif menuju level 6.000," ujar Kevin, Jumat (20/10).
Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra menilai, kenaikan IHSG memang perlahan. Tapi, hal ini mampu membuat IHSG bertahan di level cukup positif. Ia optimistis sebagian besar emiten bisa mencetak laba positif. Dengan demikian, kenaikan IHSG bisa lebih cepat.
Sektor pendorong
Menurut Kevin, langkah Bank Indonesia menahan suku bunga acuan di level 4,25% akan memberi angin segar ke beberapa sektor saham. Misalnya saja sektor properti dan perbankan.
Analisa dia, saham sektor keuangan akan menjadi motor penggerak indeks. Apalagi kapitalisasi pasar sektor ini besar. "Biaya pencadangan kredit oleh bank mulai turun. Jadi, laba bersih perbankan pun terus membaik," ujar dia.
Kevin juga melihat perbaikan di sektor konstruksi. Tapi, bobot sektor konstruksi terhadap IHSG masih tak terlalu besar.
Menurut Kevin, saham sektor keuangan juga masih akan menyetir IHSG hingga 2018 nanti. Saham sektor pertambangan juga akan menarik. Aditya juga meramal, sektor defensif seperti saham emiten makanan, minuman dan rokok akan berjaya pada tahun depan.
Aditya bilang, saham-saham yang bisa dilirik, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

ANALISIS TEKNIKAL SEDERHANA: BBCA, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT PP Tbk (PTPP), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
🍳
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) menyebut jumlah aliran dana asing yang masuk (capital inflow) hingga Oktober 2017 sudah mencapai Rp130 triliun, atau setara dengan aliran modal sepanjang 2016.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengemukakan, dana itu masuk melalui instrumen investasi Surat Utang Negara (SUN), pasar modal, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Sedangkan investasi langsung asing (foreign direct investment/FDI) tidak termasuk.

Sejatinya, lanjut Agus, aliran modal asing tersebut ditopang oleh kepercayaan investor atas kondisi perekonomian yang terbilang positif tahun ini. Salah satunya bisa terlihat dari nilai tukar rupiah yang stabil di kisaran Rp13.500 per dolar AS.



"Pada 2016 rupiah terapresiasi 2,25 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Rata-rata stabil rupiah di 2016-2017, ini baik untuk membangun ekonomi dan iklim investasi yang baik," papar Agus, Jumat (20/10).

Tak hanya itu, cadangan devisa (cadev) pada September kemarin juga menjadi indikator positif. Tercatat, cadev Indonesia mencapai US$129,4 miliar. Angka ini terbilang rekor tertingi sepanjang sejarah.

Kendati demikian, aliran dana yang mengalir keluar juga meningkat. Pasalnya, investasi asing yang masuk ke Indonesia turut mengangkut dividen ke luar negeri. Banyak juga yang melakukan pembayaran ke luar negeri karena memiliki asuransi asing.

"Ada juga neraca jasa yang defisitnya besar, karena barang lebih banyak gunakan jasa transportasi dan asuransi dari asing maka banyak lakukan pembayaran ke luar negeri," jelas dia.


Sementara itu, indikator positif lainnya bisa dilihat dari inflasi September sebesar 0,13 persen secara bulanan dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang masih terjaga di angka 5,01 persen. 

"Inflasi yang kemarin rendah, terutama saat lebaran saya apresiasi karena peran dari kepolisian tinggi sekali," ujar Agus.

Namun, tingginya capital inflow ini nyatanya terjadi di tengah maraknya aksi jual pelaku pasar asing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jika dilihat sejak awal tahun hingga perdagangan kemarin (19/10) atau secara year to date (ytd) jumlahnya mencapai Rp18,93 triliun.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melanjutkan penguatannya di sepanjang periode 16 hingga 20 Oktober 2017 sebesar 0,09 persen ke level 5.929,54 poin dari level 5.924,12 poin pada akhir pekan sebelumnya.
Kenaikan IHSG juga diikuti dengan peningkatan kapitalisasi pasar sebesar 0,12 persen menjadi Rp6.518,07 triliun pada pekan ini dari Rp6.509,77 triliun pada akhir pekan lalu.

“Rata-rata nilai transaksi harian Bursa Efek Indonesia (BEI) juga meningkat 33,33 persen menjadi Rp9,28 triliun dari Rp6,96 triliun sepekan sebelumnya,” kata Kepala Divisi Komunikasi BEI, Yulianto Aji Sadono, Minggu (22/10/2017).
Yulianto menambahkan, rata-rata volume transaksi harian BEI juga naik 12,26 persen menjadi 10,25 miliar unit saham dari 9,13 miliar unit saham pada pekan lalu.
Adapun rata-rata frekuensi transaksi harian BEI yang pada pekan ini meningkat 14,33 persen menjadi 329,47 ribu kali transaksi dari 288,15 ribu kali transaksi.
Di sisi lain, investor asing kembali melakukan aksi jual bersih di sepanjang pekan ini dengan nilai Rp2,47 triliun sehingga aliran dana investor asing tercatat jual bersih dengan nilai Rp18,31 triliun di sepanjang 2017.
🐉

Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, total aset perbankan hingga akhir Agustus 2017 mencapai Rp7.022 triliun. Capaian tersebut tumbuh 10,02 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau 4,34 persen secara tahun berjalan (year to date/ytd).

"Pertumbuhan aset perbankan ini memang agak tidak sebagaimana yang diharapkan," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung DPR, Rabu (27/9).

Terbatasnya pertumbuhan aset perbankan tak lepas dari masih belum pulihnya kinerja penyaluran kredit. Per akhir Agustus 2017,kredit perbankan masih tumbuh satu digit tepatnya 8,26 persen secara tahunan atau menjadi sekitar Rp4. 523,7 triliun.


Belum optimalnya performa aset dan kredit membuat daya saing sektor jasa keuangan Indonesia masih cukup rendah dibandingkan dengan sesama negara di kawasan.
Lihat juga:Bank BUMN Bakal Pangkas Bunga Deposito Jadi 6,35 Persen

Tahun ini, OJK menargetkan total aset perbankan bisa mencapai Rp7.352 triliun atau melonjak sekitar 9 persen dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 6.730 triliun.

Wimboh menyebut, pada tahun lalu, besaran aset perbankan hanya sekitar 55 persen dibandingkan Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Rasio itu relatif jauh lebih rendah dibandingkan Filipina 94 persen, Thailand 124 persen, Malaysia 195 persen, dan Singapura 279 persen.

Rasio penyaluran kredit terhadap PDB juga tak lebih baik mengingat masih ada di kisaran 43 persen. Bandingkan dengan Filipina yang mencapai 61 persen, Thailand 125 persen, Singapura 129 persen, dan Malaysia 134 persen.
Lihat juga:Biaya Transaksi Kartu Debit Dipatok Maksimal 1 Persen

Guna mendorong pertumbuhan jumlah aset dan penyaluran kredit, OJK mendorong perbankan untuk terus meningkatkan efisiensi. Hal itu salah satunya bisa dicapai dengan berinovasi dan memanfaatkan teknologi. Jika perbankan efisien maka suku bunga kredit bisa turun dan pada akhirnya mendorong permintaan kredit.

Comments