6K @ ihsg (25-31 Oktober 2017): analisis teknikal sederhana: EXCL, bbca

sperti EKSPEKTASI JOKOWI ya, congratz ALL investors and traders of STOCK of INDONESIAN



Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah analis memberikan rpediksi yang berbeda dalam pergerakan IHSG hari ini. IHSG sendiri memang tengah terpuruk di zona merah pasca tembus rekor 6.000an.
Binaartha Securities memproyeksikan IHSG akan rebound dalam transaksi dagang hari ini pasca melemah empat hari berturut-turut.
Analis Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan IHSG ditutup melemah tipis 0.02% di level 5974.077 pada 30 Oktober 2017.
Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama dan kedua berada pada level 5959.315 dan 5944.553. Sementara itu, resistance pertama dan kedua berada pada level 5998.735 dan 6023.393. Berdasarkan indikator daily, MACD berada di area positif.
Sementara itu, Stochastic dan RSI berada di area netral. Saat ini, terlihat pola tweezer bottom candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi rebound pada pergerakan indeks saham.
"Dengan demikian, IHSG akan berpotensi menuju ke area resistance pada level5999 dan 6023," tulisnya dalam riset.
Reliance Securities memprediksi IHSG masih akan bergerak tertekan dalam perdagangan hari ini.
Analis Lanjar Nafi mengatakan IHSG secara teknikal melanjutkan pergerakan menekan dengan pola candlestick bearish sedang melakukan pengujian support MA5.
Indikator stochastic dan RSI memberikan signal pergerakan bearish yang cenderung berlanjut.
"Sehingga diperkirakan IHSG akan cenderung bergerakan kembali tertekan dengan range pergerakan 5950-5990," tulisnya dalam riset.
Saham-sahamy yangmasih dapat dicermati AKRA, ASII, BBTN, BKSL, KLBF, ERAA.
Indosurya Sekuritas memprediksi IHSG berpotensi kuat untuk naik ke zona positif karena beberapa senntimen ekonomi dalam negeri.
Vice President Research Department William Surya Wijaya mengatakan IHSG berpeluang bergerak di level 5.885 - 6048
Hari terakhir di bulan kesepuluh tahun 2017 IHSG masih terlihat cukup memiliki kekuatan naik yang cukup besar, penantian terhadap data perekonomian awal bulan.
Inflasi yang masih disinyalir dalam kondisi terkendali sehingga dapat kembali mendorong kenaikan IHSG dalam beberapa waktu mendatang.
"IHSG saat ini berpotensi menguat," tulisnya dalam riset.
πŸ’
Bisnis.com, JAKARTA - IHSG diperkirakan akan bergerak dalam tekanan dalam transaksi dagang pekan depan, pasca ditutup melemah akhir pekan kemarin.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan IHSG melanjutkan koreksi mengkonfirmasi pergerakan pulled back channeling regresi +2 standart deviasi dan upper bollinger bands.
Pergerakan cenderung akan menguji level MA5 (5975) dan MA20 (5936). Indikator Stochastic bergerak bearish dengan Momentum Indikator RSI yang tertekan dari area overbought.
"Sehingga diperkirakan pada pekan depan IHSG akan kembali bergerak mixed tertekan menguji level support terdekat dengan range pergerakan 5936-5990," tulisnya dalam riset.
Saham-saham yang masih menjadi perhatian investor diantaranya BBTN, BKSL, KLBF, SMBR, UNVR.
Binaartha Securities memprediksi IHSG berpotensi terkoreksi sehat lanjutan pada pergerakan indeks saham pekan depan.
Analis Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan IHSG ditutup melemah 0.34% di level 5975.281 pada 28 Oktober 2017. 
Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama dan kedua berada pada level 5956.610 dan 5937.938. Sementara itu, resistance pertama dan kedua berada pada level 6007.122 dan 6038.963.
Berdasarkan indikator daily, MACD (26,12) berada di area positif. Namun demikian, Stochastic (14,3,3) membentuk pola dead cross di area overbought dan RSI (14) sudah menurun dari area overbought.
Saat ini, terlihat pola three inside down candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi koreksi sehat lanjutan pada pergerakan indeks saham
"Dengan demikian, IHSG akan berpotensi menuju ke area support pada level 5957 dan 5938," tulisnya dalam riset.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan dua hal yang mengangkat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke level 6.000 atau tertinggi dalam sejarah. Capaian ini ditopang kinerja perusahaan yang mencetak kenaikan laba serta kebijakan fiskal yang direspons positif pelaku pasar.
"IHSG selalu dipacu atau didorong oleh masalah fundamental dari perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), apakah positif atau negatif dari sisi pertumbuhan, penjualan, maupun pendapatannya," kata Sri Mulyani saat Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Rabu (25/10/2017).
Dalam hal ini, lanjutnya, IHSG mencapai level tertinggi karena perusahaan-perusahaan tersebut membukukan kinerja keuangan yang positif. Ditunjukkan dengan realisasi kenaikan laba ‎di kuartal III-2017.
Alasan lainnya, dijelaskan Sri Mulyani, investor melihat komitmen dan konsistensi pemerintah untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang tercermin dari pertumbuhan positif dari sisi konsumsi rumah tangga, ekspor, impor.
"Kalau kinerja ini ditambah dengan langkah mengurangi regulasi, meningkatkan pelayanan ke masyarakat, maka akan memberi sentimen positif bahwa arah kebijakan fiskal pemerintah positif, dan tetap hati-hati dengan defisit, dan makin fokus pada penggunaan belanja negara untuk kemakmuran yang berkeadilan," tandasnya.
πŸš„
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak hanya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berhasil menyentuh rekor pada penutupan perdagangan Rabu (25/10). Sejumlah saham juga ikut mengukir rekor harga tertinggi sepanjang tercatat di papan bursa alias all time high.

Salah satunya, saham PT United Tractor Tbk (UNTR) yang menyentuh level tertinggi Rp 34.950. Saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) jadi saham kedua yang mencetak harga tertinggi di Rp 21.850 per saham.

Sementara, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga ditutup di level tertinggi Rp 21.050, diikuti saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) di level Rp 12.075. Emiten properti PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) pun menyentuh rekor harga Rp 4.900, dan emiten rokok PT HM Sampoerna juga ditutup di level puncak yaitu Rp 4.020.

Analis Binaartha Parama Sekuritas M. Nafan Aji Gusta mengatakan, meski saham-saham ini sudah mencapai level tertinggi, masih ada beberapa saham yang berpotensi naik.

"Secara teknikal, saham-saham seperti UNTR, BBCA, dan HMSP masih memiliki potensi kenaikan harga. Ditambah lagi kinerja mereka yang cukup baik mendukung kenaikan harga saham-saham ini," ujar Nafan kepada KONTAN, Kamis (26/10).

Potensi kenaikan UNTR, menurutnya, didukung oleh kenaikan harga batubara yang memberikan katalis positif terhadap kinerja UNTR. Pasalnya, kenaikan harga tersebut membuat aktivitas pertambangan ikut meningkat yang mampu membuat pendapatan dan laba emiten alat berat ini ikut meningkat di akhir tahun ini.


stochastic @ tren harga saham BBCa: relatif jenuh beli, tapi daya beli mase kuat
bollinger band: @ harga saham 20775, ekspektasi tembus batas atas 21K bukan mimpi
parabolic sar: mase kuat momentum beli saham bbca seh 
ekspektasi teknikal mase sesuai ekspektasi fundamental, bahkan dalam 5 taon terakhir ini, momentum beli saham ini kuat, per tgl 29 Oktober 2012 s/d 26 Oktober 2017: 10 kali pemberian dividen ke investor, bukan sebuah mimpi jika sekira akhir taon 2017 akan ada pembagian dividen lage, apalagi DJARUM sang pemilik lage ngebet gara-gara rencana kenaekan cukai rokok lage taon depan, well, liat aza :)

Sementara, kenaikan harga saham BBCA didukung pertumbuhan kinerja keuangan. Emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar ini berhasil membukukan laba sebesar Rp 16,8 triliun atau naik 11,3% year-on-year (yoy), dan pendapatan bunga bersih dan operasional tumbuh Rp 41,7 triliun atau naik 5,2% yoy di kuartal III-2017.

Walaupun kinerjanya tidak terlalu fantastis, HMSP masih memiliki potensi kenaikan harga saham. "Namun, perlu diperhatikan bahwa valuasinya sudah mulai mahal, karena PER HMSP sudah mencapai 37,46 kali," paparnya.

Meski menarik, saat ini Nafan melihat harga saham-saham ini sudah terlalu tinggi. Hal ini membuat investor yang tertarik untuk masuk ke saham-saham penyentuh rekor ini sudah terlambat. "Trennya sudah terlalu tinggi. Padahal, umumnya investor memegang prinsip membeli saham ketika harganya masih murah," tuturnya.

Di sisi lain, Nafan merekomendasikan investor untuk melakukan aksi ambil untung saham INTP dan BYAN. Indikator teknikal kedua saham ini sudah sangat tinggi sehingga besar kemungkinan bagi saham-saham ini untuk terkoreksi.

Ia merekomendasikan buy saham UNTR dengan target harga Rp 36.000 per saham. Rekomendasi buy juga ia berikan untuk saham BBCA dengan target harga Rp 21.400 dan saham HMSP dengan target harga Rp 4.150 per saham.


🐘
JAKARTA okezone - Pasar saham Indonesia kembali mencatatkan rekor baru hingga siang ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 73,35 poin atau 1,2% ke 6.025,434.
Sore ini, tercatat 206 saham menguat, 136 saham melemah, dan 123 saham stagnan. Menutup perdagangan, transaksi perdagangan terjadi mencapai Rp8,53 triliun dari 9,16 miliar lembar saham diperdagangkan.
Indeks LQ45 naik 2,9 poin atau 0,34% ke 987, Jakarta Islamic Index (JII) naik 0,42 poin atau 0,06% ke 733, indeks IDX30 naik 1,9 poin atau 0,37% ke 538 dan indeks MNC36 turun 0,76 poin atau 0,23% ke 335.
Sektor tambang naik paling kencang sebesar 2,03% disusul sektor perdagangan sebesar 1,7% dan sektor industri dasar 1,2%. Sementara sektor perkebunan, aneka industri dan infrastruktur masih melemah.
Adapun saham-saham yang bergerak dalam jajaran top gainers, antara lain saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik Rp475 ke Rp62.500, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik Rp50 ke Rp7.600, dan saham PT Byan Resouces Tbk (BYAN) naik Rp1.800 ke Rp10.800.
Sedangkan saham-saham yang berada di deretan top losers, antara lain Saham PT Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG) turun Rp300 menjadi Rp6.500, saham PT Bank Jabar Banten Tbk (BJBR) turun Rp150 menjadi Rp2.580, dan saham PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk (MTWI) turun Rp127 menjadi Rp388.


    (rzk)
    πŸŽ…

    analisis teknikal sederhana: EXCL: 
    stochastic: BERUSAHA kluar dari AREA JENUH JUAL
    bollinger band: tren harga saham excl (3400) sebuah tren mantul naek dari batas bawah 3252
    parabolic sar: tekanan JUAL sudah makin lemah, walo tetap lebe kuat daripada sinyal beli
    ekspektasi sederhana: dalam jangka pendek, support 3200 mesti diwaspadai, ada kemungkinan resistensi 3530 bisa disentuh dalam beberapa minggu ke depan.
    πŸŽƒ


    Bisnis.com, JAKARTA – Sektor infrastruktur melonjak dan menjadi pendorong utama atas kembalinya momentum indeks harga saham gabungan (IHSG) untuk menyentuh level tertinggi baru pada awal perdagangan hari ini, Kamis (26/10/2017).
    IHSG hari ini dibuka dengan pelemahan 0,12% atau 7,16 poin di level 6.018,27 dan turun 0,10% atau 6,16 poin ke level 6.019,27 pada pukul 09.18 WIB.
    Pergerakannya namun mampu berbalik ke zona hijau dan menguat hingga 0,12% atau 7,30 poin ke level 6.032,74 pada pukul 09.34 WIB.
    Sebanyak 141 saham bergerak menguat, 88 saham bergerak melemah, dan 334 saham stagnan dari 563 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pagi ini.
    Empat dari sembilan indeks sektoral IHSG bergerak positif dengan support utama sektor infrastruktur (+1,90%) dan pertanian (+0,67%). Adapun lima sektor lainnya bergerak negatif dipimpin sektor tambang yang merosot 1,84%.
    Sebelumnya pada pukul 09.18 WIB, IHSG masih bergerak di zona merah akibat tertekan pelemahan enam sektor.
    Enam dari sembilan indeks sektoral IHSG bergerak negatif dengan tekanan utama sektor tambang (-2,37%) dan industri dasar (-0,50%). Adapun tiga sektor lainnya bergerak positif dipimpin sektor infrastruktur yang menguat 0,78%.
    Pergerakan Sektor IHSG Pukul 09.31 WIB
    Sektor
    Perubahan
    Infrastruktur
    +1,90%
    Pertanian
    +0,67%
    Perdagangan
    +0,37%
    Konsumer
    +0,11%
    Tambang
    -1,84%
    Industri dasar
    -0,56%
    Aneka industri
    -0,24%
    Finansial
    -0,06%
    Properti
    -0,06%

    sumber: Bloomberg
    🍟
    Bisnis.com, JAKARTA - IHSG sukses mencetak rekor tertingi sepanjang sejarah dengan melampui level 6.000, dalam perdagangan kemarin. Sejumlah analis juga menilai IHSG mampu bertahan di level 6.000 dalam perdagangan hari ini.
    Binaartha Securities memproyeksikan IHSG akan tetap perkasa dan berpotensi menuju ke area resistance pada level 6047 dan 6068.
    Analis Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan IHSG ditutup melonjak 1,23% di level 6025.434 pada 25 Oktober 2017. Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama dan kedua berada pada level 5982.976 dan 5940.518.
    Sementara itu, resistance pertama dan kedua berada pada level 6046.663 dan 6067.892. Berdasarkan indikator daily, MACD berada di area positif. Sementara itu, Stochastic dan RSI bergerak ke atas dan menuju ke area overbought.
    Terlihat pola long white marubozu candle yang mengindikasikan adanya potensi bullish continuation pada pergerakan indeks saham.
    "Dengan demikian, IHSG akan berpotensi menuju ke area resistance pada level 6047 dan 6068," tulisnya dalam riset.
    Indosurya Sekuritas memprediksi IHSG kokoh melaju di zona hijau dalam transaksi dagang hari ini.
    Vice President Research Department William Surya Wijaya mengatakan IHSG hari ini akan bergerak di level 5885 – 6037
    Pola pergerakan IHSG saat ini telah berhasil menggeser rentang konsolidasi dengan support yang telah teruji kekuatannya.
    IHSG berhasil melenggang di zona positif dan kembali menggapai resistance level baru dan kembali kembali terciptanya rekor tertinggi baru sepanjang masa, kembali memberikan bukti bahwa IHSG masih kokoh berada dalam jalur uptrend.
    Selain dari pada itu kita ingat dari sisi fundamental perekonomian yang terlihat dalam kondisi stabil dan terkendali hingga jelang berakhirnya bulan kesepuluh 2017.
    "Hari ini IHSG berpotensi melaju di zona hijau," tulisnya dalam riset.
    Reliance Securities memprediksi IHSG akan bergerak cenderung terkoreksi dengan range pergerakan 5990-6030
    Analis Lanjar Nafi mengatakan IHSG berhasil break out resistance dan mencapai channeling regresion pada level 6010.
    Pergerakan yang jenuh beli terlihat dari Indikator Stochastic dan RSI sehingga probabilitas terkoreksi cukup tinggi. Beberapa pola pergerakan sebelumnya ditahun ini setelah mengalami penguatan signifikan cenderung mengalami koreksi seperti pada bulan April, Juni dan Juli.
    "Sehingga diperkirakan IHSG akan bergerak cenderung terkoreksi dengan range pergerakan 5990-6030, " tulisnya dalam riset.
    Saham-saham yang masih dapat diperhatikan diantaranya EXCL, MAPI, ELSA, ERAA, TINS, UNVR.

    Comments