6,1K @ IHSG Desember 2017


per tgl 05 Desember 2017 (Santa Claus is coming to TOWN): 

stochastic: memasuki area jenuh JUAL, malah sedikit mantul naek menuju daya beli saham sedang lage
parabolic sar: tekanan turun @ daya beli IHSG tlah terjadi, konsolidasi terjadi
moving average @ 20 D: bullish jangka pendek mase ada kok :)
ekspektasi: secara sederhana, analisis teknikal menunjukkan ada daya beli IHSG, mantul naek bisa terjadi pasca rontok dahsyat (04 Des 2017) ... bahkan 6100 mase terliat tuh :)
VP Research Department PT Indosurya Mandiri Sekuritas William Surya Wijaya menyatakan, secara umum, ada dua jenis investor. Yang pertama adalah kelompok yang sudah masuk ke pasar saham pada awal tahun dan merealisasikan keuntungannya menjelang akhir tahun. Yang kedua, kelompok yang justru baru masuk ke pasar saham pada akhir tahun untuk persiapan investasi tahun berikutnya.

Nah, kalau dari awal tahun dia sudah masuk, rasanya wajar kalau ada realisasi ambil untung sekarang ini. Namun, tidak lama lagi, ada kelompok investor yang bersiap mengakumulasi portofolio saham untuk persiapan investasi tahun depan. Jadi, mengakhiri November, wajar tekanan kepada IHSG cukup dalam. Namun, pada awal Desember ini akan kembali menguat,” ujar William kepada Investor Daily di Jakarta, pekan lalu.

Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan, IHSG terkonsolidasi secara teknikal. Ke depan, indeks diperkirakan bergerak pada level 6.042-6.074.

Seiring dengan potensi penguatan saham dari sektor perdagangan, barang-barang konsumsi, perbankan, dan sektor terkait infrastruktur, William masih optimistis prospek IHSG melaju ke level 6.123 hingga akhir tahun ini.

Hal ini sudah dengan memperhitungkan bahwa Jerome Powell -- yang pada Februari mendatang menggantikan Janet Yellen sebagai gubernur Federal Reserve System (The Fed) AS -- memastikan akan menaikkan suku bunga acuan lebih tinggi dari yang diprediksi sebelumnya. (en/az)

🎅

per tgl 13 Desember 2017: 
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus mendaki pada perdagangan sesi kedua, Rabu (13/12). IHSG menguat 22,23 poin atau 0,37% ke 6.054,60.
Tujuh sektor menguat dengan tiga sektor turun. Sektor industri dasar mencatat lonjakan hingga 2,35%. Sektor perdagangan menguat 1,42$. Sektor pertambangan pun naik tinggi hingga 1,01%.
Sektor infrastruktru naik 0,43%. Sektor konstruksi naik 0,36%. Sektor manufaktur menguat 0,20% dan sektor keuangan menguat 0,10%.
Tiga sektor yang masih melorot adalah sektor aneka industri 1,29%, sektor perkebunan 0,31% dan sektor barang konsumer 0,10%. Total volume transaksi bursa mencapai 12,57 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 6,57 triliun.
Berikut top gainers pada indeks LQ45:
- PT Vale Indonesia Tbk (INCO) 6,34%
- PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) 6,22%
- PT Hanson International Tbk (MYRX) 5,77%
Top losers pada LQ45 hari ini:
- PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) -2,68%
- PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) -2,37%
- PT Adhi Karya Tbk (ADHI) -1,96%
Meski indeks menguat, investor asing masih mencatatkan penjualan bersih Rp 283,58 miliar di pasar reguler dan total Rp 530,75 miliar di seluruh pasar.
Penjualan bersih asing terbesar adalah saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 179 miliar, PT Multipolar Tbk (MLPL) Rp 106,1 miliar, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 94,7 miliar.
Sedangkan pembelian asing masih tercatat pada saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Rp 63,2 miliar, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 44,7 miliar, dan PT MNC Land Tbk (KPIG) Rp 30,5 miliar.
🍅
Bisnis.com, JAKARTA - IHSG menurut sejumlah analis masih akan bertahan menguat di zona hijau dalam perdagangan hari ini.
Reliance Securities memprediksi IHSG akan bergerak terkonsolidasi menguat terbatas hari ini.
Analis Lanjar Nafi mengatakan seperti pada pergerakan sebelumnya. Secara teknikal IHSG masih terkonsolidasi pada level MA20 dan MA5 yang mulai menyempit menandakan pergerakan konsolidasi yang cenderung berlanjut.
Indikator stochastic menjenuh dengan pergerakan mendatar dari RSI yang memberikan signal momentum yang cukup flat.
"Sehingga diperkirakan IHSG cenderung bergerak kembali terkonsolidasi menguat terbatas dengan range pergerakan 6012-6060," tulis risetnya.
Saham-saham yang masih dapat dicermati diantaranya AKRA, ASRI, BKSL, EXCL, INDY, JPFA, SMGR, ELSA, MBSS, PTRO.
analisis teknikal sederhana @ ELSA pra 400 lage
Indosurya Sekuritas memprediksi IHSG akan menguat mengekor pasar global dan regional hari ini.
Vice President Research Department William Surya Wijaya mengatakan IHSG akan bergerak di level 5.972 - 6123
Konsolidasi dalam perjalanan IHSG masih berlanjut, support terlihat kuat dipertahankan mengingat kondisi fundamental perekonomian masih berada dalam keadaan stabil, hal ini juga terlihat dari data perekonomian terlansir.
Potensi pergerakan masih terlihat akan bergerak naik seiring dengan kondisi market global dan regional, sedangkan fluktuasi harga komoditas masih akan memberikan warna terhadap pola gerak IHSG.
"Potensi naik masih terlihat pada pergerakan IHSG hari ini," tulis hasil risetnya.
Binaartha Securities memprediksi IHSG akan melanjutkan penguatan sejak penutupan kemarin di zona hijau.
Analis Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan IHSG berhasil ditutup menguat 0,10% di level 6032.371 pada 12 Desember 2017. Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama dan kedua berada pada level 6016.234 dan 6000.096. Sementara itu, resistance pertama dan kedua berada pada level 6045.256 dan 6058.140.
Berdasarkan indikator daily, MACD telah membentuk pola dead cross di area positif. Sementara itu, Stochastic dan RSI masih berada di area netral. Meskipun demikian, terlihat pola bullish homing pigeon candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi bullish continuation pada pergerakan indeks saham.
"Dengan demikian, IHSG akan berpotensi menuju ke area resistance pada level 6045 dan 6058," tulisnya dalam riset.

per tgl 12 Desember 2017: 
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagian besar bergerak di zona merah. Tapi, IHSG akhirnya tutup menguat 5,74 poin atau 0,10% ke 6.032,37 pada Selasa (12/12).
Hanya empat sektor yang menguat hingga akhir perdagangan. Kenaikan terbesar berasal dari sektor pertambangan yang melonjak 2,20%. Sektor industri dasar menguat 1,75%. Sektor infrastruktur menguat 0,98% dan sektor perkebunan naik tipis 0,12%.
Enam sektor melemah dengan penurunan terbesar pada sektor aneka industri. Sektor ini anjlok 2,14%. Sektor perdagangan turun 0,69%. Sektor konstruksi melemah 0,19%.
Tiga sektor melemah tipis, yakni sektor keuangan 0,90%, sektor manufaktur 0,04%, sektor barang konsumer 0,03%. Sebanyak 197 saham melemah, 141 saham menguat, dan 115 saham bergerak mendatar.
Berikut top gainers indeks LQ45:
- PT Bumi Resources Tbk (BUMI) 11,01%
- PT XL Axiata Tbk (EXCL) 5,86%
- PT Adaro Energy Tbk (ADRO) 5,85%
Barisan top losers LQ45 hari ini:
- PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) 4,14%
- PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) 3,91%
- PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) 2,61%
Investor asing mencatat penjualan bersih Rp 329,21 miliar di pasar reguler. Sedangkan total penjualan asing di seluruh pasar mencapai Rp 666,44 miliar.
Penjualan terbesar asing adalah saham PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) Rp 209,6 miliar, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 93,4 miliar, dan PT Astra International Tbk (ASII) Rp 82,2 miliar.
Sedangkan pembelian bersih asing masih tampak pada saham-saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 74,1 miliar, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Rp 38,9 miliar, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 32,6 miliar.
per tgl 11 Desember 2017: 
Bisnis.com, JAKARTA - PT Mega Capital Sekuritas memperkirakan IHSG fluktuatif menguat terbatas di rentang 6.000 - 6.055 pada hari ini, Senin 11 Desember 2017.
IHSG berhasil catatkan kenaikan sebanyak +1.32% sepanjang pekan lalu yang berakhir di level 6,031. Sektor barang konsumsi dan keuangan naik paling tinggi dengan catatan kenaikan masing-masing sebesar +4.04% dan +2.87%, sedangkan sektor pertanian minus paling banyak yaitu (4.90%).
Sepanjang pekan lalu, investor asing catatkan net sell sebanyak IDR2.48 triliun. Top gainers pada perdagangan pekan lalu adalah BMSR, INAF, ECII, GOLD, MORE dan top losers pada perdagangan pekan lalu adalah PSDN, MTWI, ALTO, SIMA, JGLE.
Akhir tahun ini Bank Indonesia (BI) juga akan menyampaikan beberapa statement terkait pertumbuhan ekonomi yang bisa jadi perhatian pelaku pasar. Indeks perdagangan saham Asia mayoritas ditutup menguat dengan Indeks Nikkei +1.39%, TOPIX +0.98%, Hang Seng +1.19%, Shanghai +0.81% dan KOSPI +0.08%. Data perdagangan China melampaui perkiraan analis dan angka PDB Jepang direvisi lebih tinggi.
Bursa saham Amerika Serikat (AS) tercatat naik di akhir pekan. Indeks DJIA naik +0.49% di level 24,329 dan indeks S&P naik +0.55% di level 2,652. Indeks Nasdaq Composite naik +0.40% di level 6,840.
Negosiasi perpajakan AS memasuki kemajuan yang diharapkan. Nilai tukar dollar AS menguat dan memberikan indikasi pertumbuhan ekonomi global yang meyakinkan.
Rekomendasi saham hari INI (disclaimer):
  • Spec.Buy: PGAS, TP 1,765, SL 1,625
  • Trd. Buy: SRIL, TP 380-384, SL 356
  • Spec.Buy: INDY, TP 2,650-2,720, SL 2,480
  • Spec.Buy: ACES, TP 1,260-1,285, SL 1,150
  • Trd. Buy: BBTN, TP 3,700, SL 3,460
*©PT. Mega Capital Sekuritas*
🐞
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang akhir tahun, biasanya manajer investasi maupun perusahaan mengatur strategi untuk mempercantik portofolio dan laporan keuangan atau yang biasa disebut window dressing. Salah satu indikasi terjadinya window dressing terlihat pada kenaikan harga saham tertentu.
Kepala Riset OSO Sekuritas menjelaskan, indikasi window dressing dapat dilihat pada beberapa saham penggerak indeks dan saham-saham berkapitalisasi besar. Selain perbankan, saham tersebut ada di sektor consumer goods dan aneka industri. “Kalau untuk berbenah lebih ke saham agresif dan memiliki bobot besar terhadap indeks,” tutur Riska.
Adapun saham yang mulai ada kenaikan di pekan pertama Desember dan diprediksi akan melanjutkan kenaikan hingga akhir tahun adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT H M Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).
Analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra juga melihat, di awal Desember ini, mulai terlihat kenaikan harga beberapa saham, yang menurutnya dapat disebut sebagai indikasi terjadinya window dressing. Hanya saja, ada beberapa saham dalam catatan Aditya yang ada di luar daftar saham langgananwindow dressing.
“Biasanya ada dua sektor yang kuat sekali korelasi dengan penguatan di akhir tahun, yakni perbankan dan consumer goods. Dua sektor secara probabilitas mengalami kenaikan hampir 90% di bulan Desember selama 10 tahun terakhir,” jelas Aditya.
Di luar dua sektor tersebut, Aditya melihat penguatan harga mulai terjadi pada saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).
Untuk saham SMCA misalnya, Aditya mencatat kenaikannya di atas 90% pada bulan Desember selama 10 tahun terakhir. Adapun sepekan terakhir tercatat penguatan sebesar 11,36% pada saham SCMA.
Lainnya, MNCN mencatat 80% kenaikan di Desember dengan data 10 tahun terakhir. Di satu minggu terakhir, saham MNCN sudah mencatat penguatan 3,08%. “Lima tahun terakhir selalu menguat, sisa dua setengah minggu lagi di Desember sepertinya performanya bisa terjaga hingga akhir tahun," lanjut Aditya.
Sedangkan, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menyebut, potensi penguatan bisa terjadi pada saham konstruksi. “Kita lihat defisit pemerintah 2,2% an penerimaan pajak sudah 80%. Kekhawatiran pemotongan anggaran jadi mengecil. Harusnya konstruksi masih bagus, jadi mungkin ada window dressingdi saham konstruksi,” tutur Hans.
↟🌿
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di pengujung tahun ini, setidaknya empat perusahaan siap melaksanakan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Agaknya, minat investor cenderung berkurang untuk melahap saham IPO di ujung 2017.
Selain dibayangi kemungkinan aksi window dressing terhadap saham existing, minat IPO berkurang lantaran laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jelang tutup tahun cenderung melambat.
Keempat perusahaan bersiap menggelar IPO pada Desember tahun ini adalah PT Panca Budi Idaman Tbk, PT Dwi Guna Laksana Tbk, PT Campina Ice Cream Industry Tbk, dan PT Jasa Armada Indonesia. Jadwal terdekat sesuai perkiraan, Panca Budi Idaman dan Dwi Guna Laksana akan go public pekan depan.
Kepala Riset OSO Sekuritas Riska Afriani melihat, animo pelaku pasar terhadap saham IPO menjelang akhir tahun tak sebesar kuartal sebelumnya. Ini bisa dilihat dari target perolehan dana perusahaan. Menjelang IPO, masih ada perusahaan yang memangkas target perolehan dana.
Panca Budi Idaman, misalnya. Produsen plastik ini menurunkan jumlah saham yang akan dilepas ke publik. Semula mereka bakal menjual 738,8 juta saham, namun direvisi menjadi 375 juta saham atau 20% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh. Dari aksi IPO, Panca Budi membidik dana Rp 318,75 miliar.
Riska membeberkan beberapa hal yang mempengaruhi turunnya animo investor terhadap saham IPO. Pertama, IHSG sudah naik cukup tinggi sejak awal tahun. Saat ini, IHSG cenderung konsolidasi. Kondisi ini membuat investor condong wait and see untuk masuk ke saham IPO.
Biasanya, debut perdana saham IPO dijadikan sasaran empuk untuk meraup cuan. Namun yang terjadi belakangan, banyak saham IPO menurun di hari pertama perdagangannya. Misalnya, GMF AeroAsia (GMFI), PP Presisi (PPRE), dan Wijaya Karya Bangunan Gedung (WEGE).
Dulu banyak oversubscribed, sekarang banyak undersubscribed, sehingga penawarannya lebih rendah. Ini membuat investor ambil langkah antisipasi. Mereka cemas di hari perdana malah turun. "Di akhir tahun ini, orang lebih memilih mempercantik portofolionya, kata Riska.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee juga menilai, pada akhir tahun ini investor cenderung melakukan window dressing. Dibandingkan dengan saham IPO, saham blue chip tentu lebih menarik. Apalagi, harga beberapa saham keping biru belum naik cukup tinggi seperti Telekomunikasi Indonesia (TLKM).
Prospek 2018
Tahun depan, Riska memproyeksikan, IHSG bergerak dalam tren bullish dan berpotensi menembus level 6.700–6.900. Oleh karena itu, peluang IPO di 2018 akan bagus. Tapi, ia tetap mengingatkan, agar perusahaan untuk memperhatikan momentum. Kuartal II dan III adalah saat yang tepat.
Di kuartal I biasanya belum ramai dan belum agresif. Ini bisa dilihat dari data historis tahun sebelumnya. Di akhir semester II juga cukup berat. Kita perlu perhatikan benturan kepentingan yang mungkin muncul di tahun politik, jelas Riska.
Agar saham IPO tak lagi turun didebut perdananya, Hans menyarankan, pelaku pasar mengubah pola pikir. Menurut dia, underwriter saham IPO harus bertindak sebagai liquidity provider dan penasehat keuangan.
Dus, underwriter harus mendampingi emiten hingga sahamnya likuid. Investor juga perlu mengubah pola pikirnya. IPO bukan momentum membeli saham untuk ambil untung, tapi memang harus dipegang untuk jangka panjang, jelas Hans.
🍒
per tgl 07 Desember 2017:


Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal berbalik menguat. Diterpa ramainya sentimen negatif, IHSG berkurang 28 poin ke 6.006.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini stagnan. Dolar AS berada di posisi Rp 13.538 sama seperti posisi pada perdagangan kemarin sore.

Pada perdagangan preopening, IHSG sempat jatuh ke zona merah akibat tekanan jual asing. Saham-saham yang kemarin sempat naik dilanda aksi jual

Mengawali perdagangan, Kamis (7/11/2017), IHSG dibuka naik tipis 0,177 poin (0,01%) ke level 6.035,685. Sementara Indeks LQ45 dibuka turun tipis 0,956 poin (0,09%) ke level 1.018,273.

Hingga pukul 09.05 waktu JATS, IHSG berkurang 11,866 poin (0,20%) ke level 6.023,642. Sementara Indeks LQ45 melemah 3,367 poin (0,33%) ke level 1.015,862.

IHGS masih melanjutkan pelemahan hingga menutup perdagangan sesi pertama siang ini. IHSG turun 15,041 poin (0,25%) ke 6.020,467. Indeks LQ45 jatuh 4,243 poin (0,42%) ke 1.014,986.

Hingga menutup perdagangan, IHSG gagal memperbaiki keadaan. IHSG melemah 28,673 poin (0,48%) ke 6.006,835. Indeks LQ45 berkurang 6,064 poin (0,59%) ke 1.013,165.

Perdagangan saham berlangsung moderat dengan frekuensi perdagangan 319.963 kali transaksi sebanyak 11 miliar lembar saham senilai Rp 6,2 triliun. Posisi tertinggi yang sempat dihinggapi IHGS tercatat di 6.039,295 dan terendah di 6.006,835.

Sebanyak 7 sektor saham melemah, menyeret IHSG ke zona merah. Sebanyak 139 saham menguat, 186 saham melemah dan 132 saham stagnan.

Semalam pasar saham Wall Street berakhir mix cenderung flat. Investor masih menantikan keputusan akhir dari Kongres AS mengenai RUU Reformasi Pajak, serta pembahasan anggaran yang kembali tertunda.

Bursa-bursa Asia sore ini bergerak mix. Berikut situasi di bursa regional sore hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 menanjak 320,990 poin (1,45%) ke level 22.498,029.
  • Indeks Hang Seng menguat 78,389 poin (0,48%) ke level 28.303,189.
  • Indeks Komposit Shanghai turun 21,910 poin (0,67%) ke level 3.272,050.
  • Indeks Straits Times turun 9,070 poin (0,27%) ke level 3.388,140.
Saham-saham yang masuk jajaran top gainers di antaranya adalah Unilever Indonesia (UNVR) naik Rp 650 ke Rp 50.300, Kimi Farma (KAEF) naik Rp 470 ke Rp 2.740, Pelat Timah Nusantara (NIKL) naik Rp 2.920 dan United Tractors (UNTR) naik Rp 325 ke Rp 33.000.

Saham-saham yang masuk jajaran top losers di antaranya adalah Elang Mahkota (EMTK) turun Rp 700 ke Rp 9.200, Gudang Garam (GGRM) turun Rp ke Rp 375 ke Rp 79.950, Astra Agro Lestari (AALI) turun Rp 350 ke Rp 13.000 dan Bank Central Asia (BBCA) turun Rp 325 ke Rp 20.975. (dna/ang)
🍓
Bisnis.com, JAKARTA - PT. Valbury Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG berpeluang kembali melanjutkan kenaikan pada hari, Kamis (7/12/2017).
Dari AS, Presiden Donald Trump akan memangkas tarif pajak korporasi dari 35% menjadi 15%. RUU Reformasi Pajak yang dicanangkan Trump dan Partai Republik ini telah disahkan oleh Senat AS. Diharapkan dengan pemotongan tarif pajak diperkirakan pendapatan perusahaan di AS dapat meningkat pada 2018. Pemotongan pajak telah menjadi daya tarik bagi pasar saham AS.
Di sisi lain, berkaitan Trump yang mengumumkan pemindahan kantor Kedutaan Besar AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem, Rabu, Trump mengatakan tidak ingin mengganggu upaya negosiasi damai Israel-Palestina dengan keputusannya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Berkenaan dengan hal ini sebelumnya menjadi kecemasan besar negara-negara di Timur Tengah.
Sementara hasil jajak pendapat Reuters kepada para ekonom, mayoritas memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunganya tiga kali lagi di tahun depan. Survei tersebut dilakukan sebelum Senat AS menyetujui rencana pemotongan pajak yang diperkirakan akan menambah utang AS senilai US$ 1,4 triliun.
Berkenaan dengan Opec, negara produsen minyak global ini sepakat memperpanjang pemangkasan produksi sampai akhir 2018. OPEC akan memeriksa kemajuan pada pertemuan reguler berikutnya di bulan Juni 2018 dengan agendanya memberi kesempatan penyesuaian kesepakatan berdasarkan kondisi pasar saat itu. Perpanjangan pemangkasan produksi diperkirakan mempengaruhi bagi pergerakan minyak dunia kedepannya.
Selain sentimen di atas, faktor indeks saham pasar Asia yang diperkirakan apresiasi akan membuka peluang bagi IHSG untuk kembali melanjutkan kenaikan pada hari.
Perspektif tenikal
Support Level : 6010/5984/5966
Resistance Level : 6053/6070/6096
Major Trend : Up
Minor Trend : Up
Pattern : Up
Rekomendasi saham perspektif tenikal :
KLBF: Trading Buy
• Close 1645, TP 1690
• Boleh buy di level 1620-1645
• Resistance di 1690 & support di 1620
• Waspadai jika tembus di 1620
• Batasi resiko di 1610
PPRO: Trading Buy
• Close 189, TP 202
• Boleh buy di level 180-189
• Resistance di 202 & support di 180
• Waspadai jika tembus di 180
• Batasi resiko di 178
BJTM : Trading Buy
• Close 710, TP 735
• Boleh buy di level 705-710
• Resistance di 735 & support di 705
• Waspadai jika tembus di 705
• Batasi resiko di 695
LPKR: Trading Buy
• Close 550, TP 585
• Boleh buy di level 535-550
• Resistance di 585 & support di 535
• Waspadai jika tembus di 535
• Batasi resiko di 525
LPPF: Trading Buy
• Close 10100, TP 10325
• Boleh buy di level 9925-10100
• Resistance di 10325 & support di 9925
• Waspadai jika tembus di 9925
• Batasi resiko di 9875
MAPI: Trading Buy
• Close 6700, TP 6850
• Boleh buy di level 6525-6700
• Resistance di 6850 & support di 6525
• Waspadai jika tembus di 6525
• Batasi resiko di 6475
Ket. TP : Target Price
WATCHING ON SCREEN;
LPPF, ASII, PWON, TLKM, SMGR
(Disclaimer ON)
Bisnis.com, JAKARTA - Para analis masih optimistis Indeks akan terus menghijau dalam transaksi dagang hari ini.
Oso Securities memprediksi IHSG bakal bergerak kembali menguat dengan pergerakan di
kisaran 6,000-6,073.
Analis Oso Securities menyebutkan IHSG berhasil ditutup menguat sebesar 0.58% dengan bullish candle. Stochastic golden cross, RSI bergerak bullish dan MACD
histogram bergerak ke arah positif serta volume meningkat.
"IHSG diperkirakan akan kembali menguat dengan pergerakan di kisaran 6,000-6,073," tulis hasil riset mereka.
Beberapa saham yang berpeluang naik yaitu : ASII, BBCA, BBNI, BBRI, BRPT, ICBP, KLBF, LPPF, MAPI, dan SCMA.
Indosurya Sekuritas memprediksi IHSG akan terus menanjak untuk mencetak rekor baru lagi.
Vice President Research Department William Surya Wijaya menyebutkan IHSG akan bergerak di level 5.952 - 6.099.
IHSG saat ini sedang berusaha kembali menanjak untuk dapat kembali mencetak rekor baru, serta menjaga support agar taun ini dapat ditutup dengan angka manis dan mencatat pertumbuhan yang baik.
Semua hal tersebut tentunya wajib ditopang oleh sisi fundamental perekonomian yang baik sehingga dapat tercipta kenaikan yang kokoh.
"Hari ini IHSG berpotensi menguat," tulisnya dalam riset.
Binaartha Securities kembali memprediksi IHSG akan menguat dalam transaksi hari ini.
Analis Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan IHSG berhasil ditutup menguat 0,58% di level 6035.508 pada 6 Desember 2017.
Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama dan kedua berada pada level 6009.618 dan 5983.727. Sementara itu, resistance pertama dan kedua berada pada level 6052.867 dan 6070.225.
Berdasarkan indikator daily, MACD terlihat membentuk pola dead cross di area positif. Sementara itu, Stochastic dan RSI masih berada di area netral.
Saat ini, terlihat pola bullish engulfing line candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi bullish continuation pada pergerakan indeks saham.
"Dengan demikian, IHSG akan berpotensi menuju ke area resistance pada level 6053 dan 6070," tulisnya dalam riset.
🍻
per tgl 06 Desember 2017: 
JAKARTA - Pasar saham Indonesia mengakhiri perdagangan hari ini dengan penguatan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 35 poin atau 0,58% ke 6.035.
IHSG dibuka dengan 143 saham menguat, 201 saham melemah, dan 123 saham stagnan. Menutup perdagangan, transaksi yang terjadi mencapai Rp7,26 triliun dari 12,61 miliar lembar saham diperdagangkan.
Indeks LQ45 naik 7,11 poin atau 0,7% ke 1.019, Jakarta Islamic Index (JII) naik 2,8 poin atau 0,4% ke 718, indeks IDX30 naik 4,23 poin atau 0,76% ke 554 dan indeks MNC36 naik 3,21 poin atau 0,93% ke 349.
Sektor-sektor penggerak IHSG bergerak dua arah, dengan sektor aneka industri, keuangan dan industri dasar naik lebih dari 1%. Sementara sektor perkebunan, tambang, infrastruktur dan properti melemah.
Adapun saham-saham yang bergerak dalam jajaran top gainers, antara lain saham PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM) naik Rp12 atau 8,28% ke Rp157, saham PT HM Sampoerna Tbk (MLPL) naik Rp210 atau 5,12% ke Rp4.310, dan saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik Rp75 atau 4,41% ke Rp1.775.
Sedangkan saham-saham yang berada di deretan top losers, antara lain saham PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) turun Rp65 atau 10,16% ke Rp575, saham PT Lippo Karawaci Tbk (IIKP) turun Rp40 atau 6,96% ke Rp535, dan saham PT Siwani Makmur Tbk (SIMA) turun Rp18 atau 5,96% ke Rp284.
(mrt)
🌲
per tgl 04 Desember 2017: 

Bisnis.com, JAKARTA -- Seperti 10 tahun sebelumnya, Desember tahun ini juga diperkirakan menjadi momentum peningkatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau kerap disebut window dressing.
Sejumlah saham sektor emiten yang diperkirakan menanjak dan menopang IHSG dalam empat pekan terakhir 2017 ialah perbankan, infrastruktur, perdagangan, serta komoditas, terutama yang termasuk kategori big caps.
Vice president Research Department Indosurya Securities William Surya wijaya menuturkan, periode Desember kerap disebut sebagai aksi window dressing karena emiten berupaya memacu kinerja. Selain itu, sejumlah perusahaan yang mengantongi laba bersih berpeluang melakukan pembagian dividen interim.
"Kedua sentimen ini membuat investor cenderung melakukan aksi beli, sehingga bulan Desember IHSG cenderung meningkat secara historis," ujarnya kepada Bisnis akhir pekan lalu.
Pada penutupan perdagangan Kamis (30/12), IHSG meninggalkan level 6.000 setelah menurun 1,80% atau 109,23 poin menuju 5.952,14. Namun demikian, harga masih meningkat 12,37% sepanjang 2017.
Tabel Potensi Window Dressing
I. Performa IHSG Per Bulan 2017
Bulan Harga Pertumbuhan MoM(%)
Januari 5.294,10 -2,61
Februari 5.386,69 1,75
Maret 5.568,11 3,37
April 5.685,30 2,10
Mei 5.738,15 0,93
Juni 5.829,71 1,60
Juli 5.840,94 0,19
Agustus 5.864,06 0,40
September 5.900,85 0,63
Oktober 6.005,78 1,78
November 5.952,14 -0,89

II. 10 Emiten Penopang Utama IHSG Januari-November 2017
Emiten Harga (Rp) Pertumbuhan (%)
BBCA 20.350 32,78
BBRI 3.210 42,09
UNVR 49.300 29,33
BMRI 7.400 30,81
BBNI 8.100 51,27
UNTR 33.500 61,43
HMSP 4.100 10,09
GGRM 76.525 23,71
TLKM 4.150 7,12
TPIA 5.475 38,27


III. 10 Emiten Penekan Utama IHSG Januari--November 2017
Emiten Harga (Rp) Pertumbuhan (%)
PGAS 1.700 -35,05
LPPF 10.600 -27,62
MIKA 1.835 -27,29
SCMA 2.200 -20,92
PPRO* 196 -42,06
PTPP 2.570 -31,56
BJBR 2.490 -23,16
SMRA 860 -35,09
INAF 2.530 -45,94
JGLE 114 -71,21
*PPRO melakukan stock split 1:4 pada Januari 2017
IV. Performa IHSG Periode Desember 10 Tahun Terakhir
Periode Harga Pertumbuhan MoM (%)
Des'16 5.296,71 2,87
Des'15 4.593,01 3,30
Des'14 5.226,95 1,50
Des'13 4.274,18 0,42
Des'12 4.316,69 0,95
Des'11 3.821,99 2,88
Des'10 3.703,51 4,88
Des'09 2.534,36 4,91
Des'08 1.355,41 9,17
Des'07 2.745,83 2,14

Sumber: Bloomberg, diolah
Menurut William, IHSG mengalami konsolidasi wajar setelah mengalami kenaikan yang terbatas. Harga indeks memang dianggap terlalu tinggi, sehingga investor wait and see untuk kemudian masuk lagi ke pasar saham.
"Ketika harga naik terlalu tinggi, perlu adanya konsolidasi sehingga menarik investor kembali. Karena itu, potensi window dressing bulan ini sangat terbuka," ujarnya.
Dia menyampaikan, sektor emiten yang menarik minat investor pada bulan ini ialah perbankan. Pasalnya, mayoritas saham-saham big caps yang menopang IHSG berasal dari segmen tersebut.
Momentum Natal dan Tahun Baru turut mengatrol kinerja emiten di sektor infrastruktur, terutama telekomunikasi dan jalan tol. Saat liburan, biasanya kebutuhan paket data handphone meningkat. Konsumen juga memanfaatkan paket data untuk saling mengirimkan ucapan selamat.
Sektor saham lainnya yang berpeluang meningkat ialah perdagangan dan consumer goods seperti UNVR serta MYOR. Pasalnya, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) terbilang stabil kendati isu penurunan daya beli cukup gencar beredar di masyarakat.
Dari sisi eksternal, IHSG turut diuntungkan kondisi pasar saham global yang cenderung menguat, terutama di Amerika Serikat. Isu penaikkan suku bunga Federal Reserve pada akhir 2017 juga sudah diantisipasi investor.
William menambahkan, ada kekhawatiran di pasar mengenai siklus penurunan ekonomi global 10 tahunan yang berlangsung pada 1998 dan 2008. Namun demikian, kondisi makro Indonesia dan dunia tentunya sudah lebih baik, sehingga pada 2018 pertumbuhan ekonomi masih menanjak.
Senior Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menyampaikan, investor lebih mengincar saham-saham perusahaan big caps dibandingkan pertimbangan soal sektor. Oleh karena itu, saham sektor perbankan bakal menghijau dalam sebulan ke depan.
"Saham-saham big caps kebanyakan perbankan. Sebenarnya investor memilih bukan karena pertimbangan sektornya, melainkan karena porsinya di market cap pasar modal cukup besar," paparnya.
Saham emiten berkapitalisasi besar lainnya yang menjadi bidikan pelaku pasar dalam momen window dressing ialah GGRM, ASII, dan UNTR. Selain itu, saham perusahaan yang terkait komoditas energi berpotensi meningkat.
Menjelang akhir tahun, biasanya harga komoditas energi seperti minyak, batu bara, dan gas alam cenderung memanas akibat meningkatnya permintaan. Sentimen ini menjadi salah satu pertimbangan pelaku pasar untuk melakukan pembelian saham di sektor tersebut.
"Tinggal nanti dilihat apakah semua saham terkait komoditas, atau investor kejar saham emiten komoditas yang big caps saja karena apresiasi harga lebih besar ke sana," tuturnya.
Dalam sebulan terakhir 2017, pelaku pasar akan memantau sejumlah data ekonomi domestik dan mancanegara seperti tingkat inflasi, indeks manufaktur, dan perkembangan tenaga kerja. Investor juga memerhatikan rencana pengetatan kebijakan moneter dari sejumlah bank sentral utama global, khususnya Federal Reserve.
Sentimen global lain yang menjadi perhatian ialah perubahan kebijakan moneter Tiongkok dan gejolak geopolitik seputar Korea Selatan. Kedua negara menganut sistem informasi yang tertutup, sehingga tindakan-tindakan ataupun kebijakan yang diambil kerap mengagetkan pelaku pasar.

per tgl 04 Desember 2017: 
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama sepekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan kenikan rata-rata transaksi harian.
Pada pekan ini rata-rata nilai transaksi harian BEI mengalami kenaikan 68,49 persen menjadi Rp 11,39 triliun dari Rp 6,76 triliun sepekan sebelumnya.


Rata-rata volume transaksi harian sepekan terakhir juga meningkat 43,74 persen menjadi 14,82 miliar unit saham dari 10,31 miliar unit saham sepekan sebelumnya.
“Rata-rata frekuensi transaksi harian pekan ini juga meningkat 18,75 persen menjadi 357,68 ribu kali transaksi dari 301,19 ribu kali transaksi pada pekan lalu,” ujar Kepala Divisi Komunikasi BEI, Yulianto Aji Sadono, Minggu (03/12/2017) di Jakarta.

Sementara itu, laju IHSG pada pekan ini mengalami perubahan 1,89 persen menjadi 5.952,13 poin dari 6.067,14 poin sepekan sebelumnya.
Sedangkan nilai kapitalisasi pasar BEI juga berubah 1,85 persen menjadi Rp 6.592,14 triliun dari Rp 6.716,37 triliun sepekan sebelumnya.

“Investor asing kembali mencatatkan aksi jual bersih pada pekan ini dengan nilai Rp 8,94 triliun,” kata Yulianto.
Sebagaimana diketahui, sepanjang tahun ini, investor asing mencatatkan jual bersih Rp 35,55 triliun

🍅

per tgl 30 November 2017: 

TEMPO.COJakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) merosot hampir dua persen sekaligus terlempar dari level 6.000 pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis, 30 November 2017.
IHSG ditutup merosot 1,80 persen atau 109,23 poin di level 5.952,14. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di kisaran 5.952,14–6.058,60.
Dari 563 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 131 saham menguat, 215 saham melemah, dan 217 saham stagnan.

Tujuh dari sembilan indeks sektoral IHSG berakhir di zona merah, dipimpin sektor aneka industri dan konsumer yang masing-masing anjlok 3,53 persen dan 3,19 persen. Adapun sektor pertanian dan tambang masing-masing berakhir naik 0,38 persen dan 0,04 persen.
Saham-saham penekan IHSG:
HMSP -4,87 persen
BBCA -3,90 persen
ASII -4,49 persen
BBRI -2,73 persen
Saham-saham pendorong IHSG:
PNBN +13,68 persen
GEMS +9,70 persen
BJBR +5,51 persen
POOL +12,61 persen
Pada akhir sesi I perdagangan siang tadi, IHSG melemah 0,29 persen atau 17,31 poin ke level 6.044,06.
Jakarta - Ada yang aneh dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini. IHSG dari sesi I memang bergerak di zona merah, namun mendekati penutupan tiba-tiba anjlok cukup dalam.

Sejak pagi IHSG bergerak di kisaran 6.040, namun pada pukul 15.30 waktu JATS IHSG tiba-tiba ambruk hingga melemah 1,8% ke level 5.952.

Menurut Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama, pelemahan IHSG salah satunya juga disebabkan libur yang 1 hari lebih panjang dari biasanya. Para investor beberapa diantaranya mengambil posisi aman dengan take profit.

"Di samping itu juga hari ini minim sentimen positif dari dalam negeri. Sehingga aksi profit terjadi menjelang penutupan indeks," tuturnya saat dihubungi detikFinance, Kamis (30/11/2017).

Investor asing juga hari ini kembali mengambil posisi jual. Tercatat net sell di seluruh pasar hari ini sebesar Rp 2,24 trilun. Menurut Nafan hal itu lantaran rata-rata harga saham di Indonesia sudah terlalu mahal.

"IHSG memiliki PER (Price Earning Ratio) yang cukup tinggi dibandingkan indeks di kawasan Asia. Sehingga IHSG bagi investor global dianggap kemahalan," imbuhnya.

Vice President Research Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya juga melihat, momen libur panjang juga cukup memberikan pengaruh. Meskipun hal itu bukan satu-satunya faktor.

"Enggak mungkin enggak ada pengaruhnya. Libur panjang pasti pengaruh. Tapi ini liburnya tidak panjang banget, ada faktor-faktor lainnya," tutur dia.

Selain itu momen pergantian bulan juga cukup berpengaruh. Sebab para investor cenderung mengambil posisi aman untuk meyambut data-data perekonomian yang keluar di awal tahun.

William juga mengatakan, biasanya di bulan terakhir rata-rata pasar sedikit terkoreksi. Sebab di Desember cukup banyak tanggal merahnya. Selain itu mereka juga masih wait and seeuntuk meraba kondisi perekomian di tahun selanjutnya.

"Jadi ini kontraksi untuk konsolidasi sesaat, bukan sesuatu yang mengkahawatirkan," tegasnya. (dna/dna)
🍙
per tgl 29 November 2017:
JAKARTA okezone - Pasar saham Indonesia ditutup kembali mengalami tekanan hari ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sore ini turun 9,35 poin atau 0,15% ke level 6.061.
IHSG ditutup dengan 152 saham menguat, 154 saham melemah, dan 135 saham stagnan. Menutup perdagangan, transaksi yang terjadi mencapai Rp15,18 triliun dari 14,51 miliar lembar saham diperdagangkan.
Indeks LQ45 turun 5,47 poin atau 0,53% ke 1.019, Jakarta Islamic Index (JII) naik 0,53 poin atau 0,07% ke 730, indeks IDX30 turun 2,72 poin atau 0,48% ke 558 dan indeks MNC36 terkoreksi 0,09 poin atau 0,03% ke 342.
Sektor tambang menjadi pendorong IHSG dengan penguatan 1,42% disusul dengan sektor perdagangan dan industri dasar naik. Sementara tujuh sektor lainnya tercatat masih bergerak di zona merah.
Adapun saham-saham yang bergerak dalam jajaran top gainers, antara lain saham PT Asia Pasific Fibers Tbk (POLY) naik Rp11 atau 15,49% ke Rp82, saham PT Buana Listya Tama Tbk (BULL) naik Rp8 atau 5,10% ke Rp165, dan saham PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) naik Rp45 atau 3,13% ke Rp1.485.
Sedangkan saham-saham yang berada di deretan top losers, antara lain saham PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) turun Rp105 atau 15,56% ke Rp570, saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) turun Rp8 atau 7,77% ke Rp95, dan saham PT Indika Energy Tbk (INDY) turun Rp210 atau 7,34% ke Rp2.650.
(mrt)
    KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak mampu keluar dari zona merah sepanjang sesi pertama perdagangan Rabu (29/11). Aksi jual pemodal asing menekan pasar domestik.
    IHSG tergerus 18,14 poin atau 0,30% ke level 6.052,57 di akhir sesi pertama.
    Koreksi enam sektor menggerus tenaga indeks. Terutama sektor barang konsumsi dan keuangan yang tumbang masing-masing 0,73% dan 0,58%. Sedangkan, empat sektor yang berhasil naik, dipimpin pertambangan sebesar 1,31%.
    Hingga rehat sesi pagi, 152 saham masih mencatat kenaikan, berbanding 135 saham yang turun. Saham PT Alakasa Industrindo Tbk (ALKA) yang merosot 20% ke level Rp 416 menjadi penghuni top losers atau saham berkinerja terburuk. Sementara, top losers di jajaran indeks LQ45 dipegang PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) setelah turun 3,52% menjadi Rp 18.525.
    Transaksi terbilang ramai yaitu melibatkan 6,83 miliar saham, dengan nilai perdagangan mencapai Rp 9,47 triliun. Investor asing mendominasi aksi jual, dengan membukukan nilai penjualan berish (net sell) di pasar reguler sebesar Rp 576,66 miliar. Bahkan, net sell di seluruh pasar mencapai Rp 7,08 triliun.

    Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak variatif dengan kecenderungan tertekan. Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memperkirakan IHSG di kisaran support 6.040 dan resistance 6.080.
    Kemarin, IHSG naik tipis 6,13 poin atau 0,10 persen ke level 6.070,72 setelah tertekan hingga menyentuh level 6.015.
    "Penguatan ini didasari dorongan positif dari sektor konsumer dan keuangan dengan naiknya saham MYOR, HMSP, BBNI, dan BBTN," kata dia di Jakarta, Rabu (29/11/2017).

    Dia menuturkan, penguatan IHSG ditopang oleh optimisme investor asing pada pasar modal Indonesia. Hal tersebut tercermin dari aktivitas beli bersih investor asing.
    "Optimisme investor asing masih cukup kuat mendorong IHSG bertahan di atas level 6.000. Komposisi net sell asing mulai mereda di mana pada perdagangan terakhir tercatat net buy Rp 107,29 miliar," jelas dia.
    Sementara, bursa di Asia ditutup variatif. Indeks saham Nikkei, Topix, dan Hangseng melemah. Sementara, Shanghai dan Kospi menguat.
    "Investor lebih berspekulasi pada kemajuan debat senat di AS mengenai reformasi pajak," ujar dia.
    Lanjar merekomendasikan saham PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Adaro Energy Tbk (ADRO).

    per tgl 28 November 2017:
    Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks Bisnis27 melemah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (28/11/2017), dengan saham PT Bank Central Asia Tbk. sebagai penekan utama.
    Indeks Bisnis 27 merupakan indeks yang terdiri dari 27 saham perusahaan tercatat yang dipilih berdasarkan kriteria fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan akuntabilitas dan tata kelola perusahaan.
    Indeks Bisnis27 melemah 0,58% atau 3,14 poin ke posisi 541,65 di jeda siang dengan pergerakan di kisaran 540,97-543,86.
    Pagi tadi, indeks dibuka turun 0,24% atau 1,32 poin di posisi 543,47, setelah pada Senin (27/11) berakhir menguat 0,19% atau 1,04 poin di level 544,79.
    Sebanyak 2 saham bergerak menguat, 22 saham melemah, dan 3 saham stagnan dari 27 saham anggota indeks Bisnis27.
    Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang melorot 1,17% menjadi penekan utama terhadap pelemahan indeks Bisnis27 di akhir sesi I, diikuti saham PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) yang melemah 0,94%.
    Sejalan dengan Bisnis 27, indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah 0,76% atau 45,96 poin ke level 6.018,63 di akhir sesi I, setelah dibuka turun 0,16% atau 9,49 poin di level 6.055,10.
    Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG terpantau bergerak di kisaran 6.017,30 - 6.058,67.

    Berikut adalah harga saham Bisnis27 di akhir sesi I :
    Kode
    Nama Perusahaan
    Harga (Rp)
    PT Astra Agro Lestari Tbk
    14225
    PT Adaro Energy Tbk
    1680
    PT AKR Corporindo Tbk
    6525
    PT Astra International Tbk
    8425
    PT Bank Central Asia Tbk
    21050
    PT Bank Negara Indonesia Tbk
    8150
    PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
    3300
    PT Bank Danamon Indonesia Tbk
    5275
    PT Bank Mandiri Tbk
    7425
    PT Global Mediacom Tbk
    585
    PT Bumi Serpong Damai Tbk
    1655
    PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk
    2940
    PT Gudang Garam Tbk
    78750
    PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
    8725
    PT Vale Indonesia Tbk
    2780
    PT Indofood Sukses Makmur Tbk
    7675
    PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
    18600
    PT Indo Tambangraya Megah Tbk
    19475
    PT Kalbe Farma Tbk
    1655
    PT Lippo Karawaci Tbk
    600
    PT Media Nusantara Citra Tbk
    1370
    PT Perusahaan Gas Negara Tbk
    1715
    PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
    10875
    PT Surya Citra Media Tbk
    2270
    PT Semen Indonesia Tbk
    9950
    PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
    4230
    PT United Tractors Tbk
    31500
     Sumber: Bloomberg

    per tgl 27 November 2017:
    Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus puas ditutup stagnan cenderung melemah 0,04%. Sempat menguat tipis, IHSG kembali negatif ke 6.064.

    Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini menguat. Dolar AS berada di posisi Rp 13.499 dibandingkan posisi pada perdagangan akhir kemarin sore Rp 13.511.

    Pada perdagangan preopening, IHSG turun 7,434 poin (0,12%) ke level 6.059,708. Sedangkan Indeks LQ45 melemah 1,895 poin (0,18%) ke level 1.016,811.

    Membuka perdagangan, Senin (27/11/2017), IHSG melemah 3,009 poin (0,05%) ke level 6.064,133. Indeks LQ45 berkurang 1,185 poin (0,12%) ke level 1.017,521.

    Hingga pukul 09.05 waktu JATS, IHSG berkurang 2,794 poin (0,05%) ke level 6.064,348. Sementara Indeks LQ45 menurun 0,899 poin (0,09%) ke level 1.017,807.

    Sepanjang perdagangan sesi pertama IHSG bergerak fluktuatif cenderung melemah. IHSG berkurang 11,051 poin (0,18%) ke 6.056,091. Indeks LQ45 melemah 2,728 poin (0,27%) ke 1.015,978.

    Menutup perdagangan awal pekan, IHSG berakhir stagnan. IHSG berkurang tipis 2,553 poin (0,04%) ke 6.064,589. Indeks LQ45 naik tipis 0,952 poin (0,09%) ke 1.019,658.

    Posisi tertinggi IHSG tercatat di 6.072,487 dan terendah di 6.035,924. Perdagangan saham terpantau moderat dengan frekuensi perdagangan 343.254 kali transaksi sebanyak 9,7 miliar lembar saham senilai Rp 7 triliun.

    Pelemahan IHSG turut diwarnai pelemahan 6 sektor saham. Saham sektor industri dasar jatuh paling dalam sebesar 2,63%. Sebanyak 151 saham menguat, 214 saham melemah dan 109 saham stagnan.

    Bursa-bursa Asia sore ini masih kompak bergerak negatif. Berikut situasi di bursa regional sore hari ini:
    • Indeks Nikkei 225 melemah 54,859 poin (0,24%) ke 22.495,990.
    • Indeks Hang Seng turun 180,131 poin (0,60%) ke level 29.686,189.
    • Indeks Komposit Shanghai berkurang 31,590 poin (0,94%) ke level 3.322,230.
    • Indeks Straits Times melemah 5,790 poin (0,17%) ke level 3.436,360.
    Saham-saham yang masuk jajaran top gainers di antaranya adalah Unilever Indonesia (UNVR) naik Rp 600 ke Rp 50.400, Bank Central Asia (BBCA) naik Rp 300 ke Rp 21.300, Bank Mega (MEGA) naik Rp 230 ke Rp 2.930 dan Mitra Adiperkasa (MAPI) naik Rp 225 ke Rp 6.500.

    Saham-saham yang masuk jajaran top losers di antaranya adalah Indah Kiat (INKP) turun Rp 805 ke Rp 4.870, Indocement Tunggal (INTP) turun Rp 800 ke Rp 18.500, Pabrik Kertas Tjiwi (TKIM) turun Rp 560 ke Rp 2.990 dan Asuransi Ramayana (ASRM) turun Rp 550 ke Rp 1.850. (dna/mkj)
    🌲
    Bisnis.com, JAKARTA - Berikut ini laporan Live pergerakan IHSG yang diperbarui perkembangannya setiap jam sejak pembukaan sampai dengan penutupan bursa saham.
    Laporan live ini diupdate terus selama pasar berjalan dengan interval waktu tertentu, di mana akan terpantau pada bagian bawah berita dengan susunan keterangan waktu berwarna merah.
    Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,06% pada Jumat (24/11) atau naik 3,90 poin di level 6.067,14, setelah dibuka dengan penguatan 0,02% atau 1,43 poin di level 6.064,67.
    Setelah dibuka positif, indeks langsung berbalik melemah dan tertekan di zona merah sepanjang perdagangan. Namun, pelemahan iHSG berangsung menipis hingga akhirnya ditutup menguat. Hari ini, IHSG bergerak di kisaran 6.035,25 – 6.069,85.
    Dari 562 saham yang diperdagangkan hari ini, sebanyak 137 saham menguat, 191 saham melemah, dan 234 saham stagnan.
    Empat dari sembilan indeks sektoral IHSG berakhir di zona hijau, dipimpin oleh sektor tambang yang menguat 0,86%, disusul sektor infrastruktur yang naik 0,47%.
    Sementara itu, lima sektor lainnya melemah, didorong oleh sektor industri dasar dan pertanian yang masing-masing melemah 0,51% dan 0,43%.
    Analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya menjelaskan mengawali pekan terakhir bulan ke sebelas di tahun 2017, bulan Desember sebentar lagi kita songsong.
    Capital inflow sudah mulai dapat kita rasakan pekan lalu, dengan harapan akan berlanjut dalam beberapa waktu ke depan.
    IHSG telah beberapa kali mencetak rekor level tertinggi spanjang masa, hal ini menunjukkan bahwa potensi kenaikan masih terbuka lebar dgn ditunjang fundamental perekonomian yang menarik dan stabil.
    Momentum koreksi sehat masih dapat terus dimanfaatkan sebagai peluang untuk melakukan akumulasi pembelian bagi investor jangka panjang. Hari ini IHSG berpotensi melaju di zona hijau.
    Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah berita emiten menjadi topik utama media massa hari ini, Senin (27/11/2017), di antaranya pembagian dividen interim oleh PT Unilever Indonesia Tbk dan PT Bank Central Asia Tbk.
    Berikut ringkasan beberapa berita emiten di media massa hari ini:
    UNVR & BBCA Bagikan Dividen Interim. Dua emiten bigcaps PT Unilever Indonesia Tbk. dan PT Bank Central Asia Tbk. segera menggulirkan dividen interim dengan total nilai mencapai Rp5,1 triliun. (Bisnis Indonesia)
    RAJA Siapkan US$55 JutaEmiten distributor gas bumi PT Rukun Raharja Tbk. mengalokasikan belanja modal sebesar US$55 juta pada tahun depan untuk mengakuisisi perusahaan sejenis yang telah beroperasi. (Bisnis Indonesia)
    Pelita Samudera Incar Rp135 Miliar. PT Pelita Samudera Shipping Tbk. akan melantai di Bursa Efek Indonesia dengan melepas 1 miliar saham baru pada harga penawaran senilai Rp135 per saham. (Bisnis Indonesia)
    BBCA dan UNVR Akan Kucurkan Dividen Interim. Sejumlah emiten kembali menebar dividen interim. Emiten yang berniat membagikan dividen tahun berjalan ini antara lain Bank Central Asia (BBCA), Cikarang Listrindo (POWR) dan Unilever Indonesia (UNVR). (Kontan)
    UNVR @ dividen yield mini 2017
    Bekasi Fajar Penuhi Target Penjualan. PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) telah mencatatkan performa yang relatif bagus sepanjang tahun 2017. Pasalnya, perusahaan pengelola kawasan industri ini mengklaim telah berhasil melampaui sejumlah target bisnis, termasuk target pra-penjualan atau marketing sales tahun 2017 yang ditetapkan perusahaan tersebut. (Kontan)
    🐖
    KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing kembali melirik pasar saham Indonesia. Selama tiga hari berturut-turut, pemodal asing mencatatkan pembelian bersih alias net buy senilai Rp 2,59 triliun di Bursa Efek Indonesia (BEI).
    Dalam sepekan terakhir, asing memang mengerem aksi jual (net sell) di pasar saham domestik. Meski demikian, sejak awal tahun hingga kemarin atau year-to-date (ytd), asing masih net sell Rp 26,61 triliun.
    Saat ini, David Nathanael Sutyanto, Analis First Asia Capital, menyebutkan, investor asing masih mencermati pasar saham Indonesia. Mereka belum terlalu yakin untuk masuk pasar. "Sekarang lebih ke arah wait and see dulu, " kata dia kemarin.
    Pada transaksi Jumat (24/11), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,06% menjadi 6.067,14. Berbeda dengan posisi investor asing yang cenderung menjauh, laju IHSG justru semakin menanjak.
    Sepanjang tahun ini, IHSG sudah tumbuh sebesar 14,55%. Agaknya, asing memang masih berupaya melakukan rebalancing terhadap portofolio investasi mereka di Indonesia.
    Di saat yang sama, mereka cenderung wait and see terlebih dahulu di pasar saham kita. Toh, meski terjadi aksi jual di pasar saham, ternyata pasar obligasi domestik semakin disesaki dana asing. Per 23 November 2017, kepemilikan asing di surat utang negara mencapai Rp 822,14 triliun. Angka ini sudah bertambah Rp 156,33 triliun.
    Window dressing
    Namun, David melihat, aksi jual asing di pasar saham sudah mulai terbatas. Apalagi, investor mancanegara ini sudah mencatat net sell di atas Rp 25 triliun pada tahun ini. Kondisi itulah yang menyebabkan arus keluar modal asing tidak sekencang beberapa waktu sebelumnya.
    David juga mengungkapkan, masuknya asing hingga tiga hari berturut-turut ini bisa jadi merupakan indikasi adanya window dressing. Ini adalah sebuah strategi yang digunakan manajer investasi dan emiten untuk mempercantik tampilan portofolio maupun performa laporan keuangannya. Aksi window dressingbiasanya jelang tutup tahun.
    Direktur Investa Saran Mandiri, Hans Kwee juga mengatakan, saat ini net sellasing mulai berkurang. "Sedikit-sedikit, asing juga sudah mulai masuk, dengan bunga yang sudah mulai turun. Asing kembali melirik equity market," sebut dia.
    Menurut Hans, sebagian net sell asing di bursa saham Indonesia juga lantaran ada program amnesti pajak yang digulirkan pemerintah. Meski begitu, Hans berpendapat, para pemodal asing masih melihat beberapa sentimen negatif. Terutama, valuasi saham Indonesia mereka nilai sudah terlalu mahal.

    KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis 0,06% di level 6.067,14 pada Jumat (24/11). Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama dan kedua berada pada level 6.044,98 dan 6.022,81. Sementara, resistance pertama dan kedua berada pada level 6.079,58 dan 6.092,02.
    Berdasarkan indikator daily, MACD berhasil membentuk pola golden cross di area positif. Sementara itu, stochastic dan RSI berada di area netral. Terlihat pola bullish pin bar candle yang mengindikasikan adanya potensi bullish continuation pada pergerakan indeks saham.
    "Dengan demikian, IHSG akan berpotensi menuju ke area resistance pada level 6.080 dan 6,092," proyeksi Muhammad Nafan Aji, analis Binaartha Parama Sekuritas dalam riset yang diterima KONTAN, Jumat (24/11).
    Adapun sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor pekan depan, sebagai berikut:
    1. PT Adhi Karya Tbk (ADHI), daily (2.040) (RoE: 4.88%; PER: 26.72x; PBV: 1.29x; Beta: 2.32). Saat ini, indikator RSI telah meninggalkan area jenuh jual dan terlihat pola bullish homing pigeon candlestick pattern, yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. Buy on weakness pada area level level 2.000-2.030, dengan target harga secara bertahap di level 2.090, 2.220, 2.350 dan 2.470. Support: 1.970, 1.950 & 1.930.
    2. PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), daily (384) (RoE: 17.30%; PER: 5.08x; PBV: 0.87x; Beta: 2.36). Saat ini, terlihat pola bullish inverted hammer candle, yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. Selain itu, harga bertahan di atas garis bawah dari bollinger. Akumulasi beli pada level 380-384, dengan target harga secara bertahap di level 394, 410 and 416. Support: 372.
    3. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM), daily (710) (RoE: 17.29%; PER: 7.77x; PBV: 1.35x; Beta: 1.94): Saat ini, terlihat pola tweezer bottom candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. Selain itu, harga bertahan di atas garis tengah dari bollinger. Akumulasi beli pada area level 700-710, dengan target harga secara bertahap di level 725, 740 dan 755. Support: 700 & 690.
    4. PT Harum Energy Tbk (HRUM), daily (2.100) (RoE: 11.10%; PER: 9.75; PBV: 1.08x; Beta: 0.61). Saat ini, harga bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola bullish harami doji star candlestick pattern, yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. Buy on weakness pada level 2.060-2.090, dengan target harga secara bertahap di level 2.290, 2.400, 2.510 dan 2.750. Support: 2.080 & 2.000.
    5. PT Vale Indonesia Tbk (INCO), daily (2.940) (RoE: -1.45%; PER: -82.43x; PBV: 1.20x; Beta: 0.41). Saat ini, harga bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola bullish harami doji star candlestick pattern, yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. Adapun indikator MACD sudah membentuk pola golden cross. Akumulasi beli pada area level 2.890-2.940, dengan target harga secara bertahap di level 3.050 dan 3.270. Support: 2.820.
    6. PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), daily (2.730) (RoE: 10.36%; PER: 13.01x; PBV: 1.35x; Beta: 1.6). Saat ini, harga bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola tweezer bottom candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. Akumulasi beli pada area level 2.690-2.730, dengan target harga secara bertahap di level 2.810 dan 3.110. Support: 2.690 & 2.510.

    Comments