@ the end of the trading day, the trading results of my whole stocks @ warteg ot B, as follows:
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) pada perdagangan Rabu (18/10) ditutup turun 2,27% menjadi Rp 4.300 per saham. Tak cuma turun harga, saham TLKM pun tertekan penjualan bersih asing Rp 1,02 triliun dalam sehari.
Menurut data RTI, satu minggu terakhir, tercatat net sell asing di saham TLKM sebesar Rp 2,80 triliun. Sementara, satu bulan terakhir net sell asing tercatat sebear Rp 5,91 triliun. Bahkan, penjualan bersih investor asing pada saham TLKM dalam tiga bulan mencapai Rp 7,32 triliun.
BACA JUGA :
Analis OSO Sekuritas Riska Afriani juga menilai pergerakan asing keluar dari saham TLKM berkorelasi dengan ekspektasi pasar soal kinerja keuangan TLKM di kuartal III-2017. “Bisa jadi memang ada riset asing yang dirilis, dimana ekspektasi kinerja kuartal III turun, dan ada perlambatan pendapatan,” tutur Riska, Rabu (18/10).
Hal ini menurut Riska memicu asing untuk mengurangi porsi portofolio di saham TLKM dan shifting sementara waktu. Riska tak menampik bahwa asing lebih cepat merespon isu yang beredar. Keluarnya asing ini, menurutnya tak hanya terjadi di asing ritel, tetapi juga beberapa asing institusi.
Selain soal kinerja, Riska menilai beberapa isu negatif soal TLKM yang belum terkonfirmasi juga turut memicu keluarnya asing. Turunnya saham TLKM pun menurut Riska tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga pada Bursa Saham New York.
Sementara itu, analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai, persaingan bisnislah yang membuat asing keluar dan menyebabkan harga saham TLKM turun. Emiten lainnya, seperti PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Indosat Tbk (ISAT) menurut Nafan makin gencar mempromosikan produk paket data mereka.
"Jika TLKM tidak berhasil mengantisipasinya dengan baik, maka hal tersebut akan mempengaruhi kinerja emiten kedepannya," tambah Nafan. Adapun kemungkinan saat ini menurut Nafan asing beralih ke instrumen lain seperti obligasi, forex, dan komoditas, serta saham sektor lain yang lebih prospektif.
Saat ini Nafan belum melihat adanya sinyal yang kuat bahwa asing akan mulai masuk lagi ke saham TLKM. Menurut Nafan, yang patut menjadi catatan ke depannya adalah laporan keuangan kuartal III TLKM. "Diprediksikan membaik, pasti membuat para pelaku nvestor asing pada masuk semua," tutur Nafan.
Senada, Riska juga menilai TLKM memiliki rekam jejak yang bagus, earning per share (EPS) meningkat setiap tahun. Pembagian dividen pun tinggi. Kontribusi pendapatan dari paket data juga terus meningkat.
Riska merekomendasikan cicil beli saham TLKM dengan target harga terdekat di Rp 4.550 per saham. Sementara itu, dalam jangka panjang Nafan merekomendasikan beli saham TLKM dengan target harga Rp 4.980 per saham.
Comments
Post a Comment